Montormiber's Blog

Telling about my hobby and daily activity

Menuju pulau paling barat Indonesia (Day 3) : Wonosobo – Tangerang 504 km 05/06/2015

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 12:20
Tags: , ,

Setelah istirahat semalam di Wonosobo dan puas menikmati jamuan dari pak Eko Harmoni perjalanan selanjutnya adalah dengan tujuan Jakarta (tepatnya Tangerang).

DSCN2079

Siap siap berangkat dari Wonosobo

Karena disana sudah menunggu teman peturing juga namanya Jordie Anantama, Dia pendatang baru di dunia perturingan dengan memakai Yamaha NV. Dengan semangat tinggi Odie(panggilan akrabnya) ingin gabung menuju KM Nol Sabang.

Perjalanan kali ini melalui rute Wonosobo-Banjarnegara-Purwokerto-Ajibarang-Bumiayu-Ketanggungan-Losari-Cirebon-Jatibarang-Lohbener-Indramayu-Pamanukan-Karawang-Bekasi-Teluk Naga.

Wonosobo - Tangerang

Rencana jalur yang akan ditempuh hari ini

Jalanan lancar dan sempat istirahat isi bensin di SPBU Ketanggungan, tidak mau kehilangan waktu setelah refreshing sebentar lanjut Ketanggungan belok kiri telusuri jalan yang bersebelahan dengan rel KA dan sungai. Jam 14.00 sukses dan selamat memasuki Kota Cirebon. Sebenarnya pengin ketemuan dengan Om Iik Reksodiningrat tapi beluaunya sedang kerja jadi saya cuma sempatin refreshing aja minum teh botol dua dipinggir jalan.

Lanjut kan perjalanan menuju Bekasi, disinilah uji nyali pertama karena untuk menembus padatnya Jakarta diperlukan kesabaran yang kuat. Ujiannya adalah macet!. Ya macetnya jalan seputaran Karawang dab Bekasi karena pas lewat jalan tersebut pas bubaran pekerja. Apa boleh buat ya terpaksa ditembus, meski jari kiri terasa mati rasa karena per kopling udah duganti yang kaku buat racing….. saat seperti inilah pengin naik matic.

Akhirnya menjelang tengah malam saya sukses menembus Jakarta dan memasuki kawasan Teluknaga, begitu memasuki perumahan Garuda saya berhenti di Indomart dan ctc Odie.

 

Menuju pulau paling barat Indonesia (Day 2) : Malang(Turen)-Wonosobo 450km 03/12/2014

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 06:29
Tags: , ,

Odo Start

day 2

Rute Turen-Wonosobo

Perjalanan saya lakukan saat pagi buta karena seperti bisanya untuk menghindari trafik sibuk di pagi hari, selain itu juga melakukan perjalanan saat kondisi segar adalah menghemat energi waktu bermacet ria di siang hari.
Kita selalu tidak tahu kondisi selama dalam perjalanan nantinya, makanya ini sebagai antisipasi saja.

Menembus udara kota Turen lanjut Gondanglegi, Kepanjen lalu Blitar, pagi yang cerah dan perjalanan lancar namun dinginnya serasa menembus tulang, untuk menghindari itu sengaja saya memakai dalaman yang agak tebal biar hangat.
Sesampai di kota Blitar sempat ragu keluar kota mau ambil jalur kiri apa kanan, karena saya agak ngeri juga melewati jalur tengkorak Surabaya-Solo dengan bus yang kayak setan larinya.
Tapi akhirnya saya tetapkan seperti rencana awal yaitu belok kanan via Srengat menuju Kediri dan tembus Sragen.

Kebiasaan saya adalah paling males kalau sudah riding untuk berhenti baik itu untuk keperluan makan, minum maupun buang air, saya sangat menikmati riding, apalagi kalau dilakukan seorang diri.
Namun akhirnya mikir juga saya sesampai di wilayah SPBU Padas, Ngawi, saya putuskan untuk berhenti, bukan untuk isi bensin karena satu tangki full motor saya bisa menempuh 440km tapi lebih kepada cek kondisi kendaraan mengingat perjalanan menuju Sabang masih ribuan kilometer lagi. Tentu saja sekalian mimik sama pipis.

Pemberhentian pertama di SPBU Padas, Ngawi

Setelah rehat sebentar lanjutkan perjalanan menuju Ngawi, Sragen ambil kanan tembus Salatiga lalu Ambarawa dan nyampai dengan selamat jam 12.01 di kediaman bapak Eko Harmoni, Wonosobo.

 

Review Oli Deltalube kemasan kuning 01/12/2014

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 16:59
Tags: , , , ,
oli hebat

oli hebat dan tahan lama

Sekedar sharing saja, saya putuskan memakai oli ini dalam perjalanan saya naik motor antara Denpasar-Sabang-Denpasar pada medio Agustus 2014.

Kesannya ini oli mantap banget, perjalanan saya tempuh dalam jarak 9099km, saya sengaja tidak ganti oli karena ingin membuktikan kualitas oli ini.
Saya beli per liter di Denpasar Rp 115.000,- sedikit agak mahal memang tapi saya puas dengan performanya.

Ngga nyesel dan tidak ada kendala selama menempuh perjalanan, hanya nambah oli sekitar 400cc. Mungkin ini karena penguapan.

Saya sangat merekomendasi pada teman rider, oli ini worthed banget.

 

Menuju pulau paling barat Indonesia (Day 1) : Denpasar – Malang 410km 06/10/2014

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 17:35
Tags: ,
Perkiraan jalur yang akan ditempuh, DPS-MLG via selatan

Perkiraan jalur yang akan ditempuh, DPS-MLG via selatan

Hari ini 28 Agustus 2014, saya membulatkan tekad untuk melakukan perjalanan sejauh hampir 4500km menuju kota Sabang di Pulau Weh, Aceh.

Posissi odometer saat start Denpasar

Setelah seharian kemarin mempersiapkan perbekalan dan kesiapan motor, tibalah saatnya sekarang memulai suatu perjalanan yang terjauh yang pernah saya lakukan dengan motor. Saya sengaja  berangkat pagi buta guna menghindari riuhnya situasi jalan antara Denpasar-Gilimanuk, terutama saat jam buka pasar dan jam dimlainya sekolah dan kantor. Pengalaman selama ini jalanan pasti krodit.

Beruntung cuaca sangat mendukung, tidak hujan meskipun sedikit berangin mengingat Australia sedang musim dingin jadi pada bulan-bulan ini angin lumayan kencang. Mudah-mudahan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang lancar mengingat beberapa hari sebelumnya sempat diumumkan bahwa penyeberangan buka-tutup akibat angin dan ombak yang tinggi.

Berhubung masih pagi buta jadi jalanan lengang dan hanya para pedagang pasar saja yang terpantau seliweran dijalan. Poros jalan Denpasar-Gilimanuk sukses di tempuh dalam waktu 2jam 15menit, waktu “normal” saat jalanan sepi pakai sepeda motor.

Langsung masuk kapal ferry setelah membayar karcis Rp 19.000 di loket. Kapal juga hanya terisi setengahnya, lumayan bisa bebas milih tempat dikapal. Perjalanan kapal yang sebenarnya hanya di tempuh 40 menit, selalu harus ngetem dulu menunggu slot buat sandar di jembatan ponton, akibatnya waktu tempuh kapal ferry menjadi 1jam lebih sedikit. Mestinya bisa lebih lancar kalau jembatan ponton atau tempat sandar di tambah beberapa lagi dari sekarang yang hanya 3 buah, sedangkan kapal ferry yang aktif di hari-hari biasa sekitar 25 kapal.

Kapal ferry yang hanya terisi separo

tiada ombak, penyeberangan lancar jaya

Setalah sejam lebih “dipenjara” dalam kapal, saatnya keluar dan menikmati perjalanan selanjutnya. Keluar dari area parkir pelabuhan Ketapang, saya langsung belok kiri kearah kota Banyuwangi karena saya akan melanjutkan perjalanan sampai Turen (tempat lahir saya) via jalur selatan yaitu via Jember dan piket nol.

Terutama kota Jember, karena saya ada keperluan untuk melakukan tune up motor mekanik langganan yaitu mas Nyo. Kalau saya melintas via jalur selatan saya usahakan selalu kontak dulu dengan mas Nyo supaya dia mau meluangkan waktu untuk cek motor saya. Dia adalah mantan mekanik Suzuki dan mantan tuner balap liar maupun balap kompetisi, kerjaannya lumayan bagus. Namun sayang saat ini dia sudah tidak aktif sebagai mekanik, dia lebih banyak menggeluti dunia makelar, yaitu jual beli mobil dan motor.

Memasuki kota Banyuwangi mulai terasa kesibukan hari itu, jalanan terasa krodit karena para pegawai dan pejar sudah pada mulai memulai aktivitas ssehari-hari. Trafik terasa lamban dan sesekali macet… yah mesti sabar.

Perjalanan Ketapang-Jember saya tempuh kurang dari 2jam, sesampainya di Jember langsung menuju rumah mekanik dan istirahat sebentar sambil nunggu turunnya suhu mesin, karena kalau maksain buka baut-baut saat mesin masih panas akan beresiko oblak.

Karbu atau pengapian adalah tempat yang pertama di oprek, ganti spuyer main jet yang saya sudah pesan sama mekanik beberapa hari sebelumnya.

skip.. skip… tune up kelar, coba mesin ngga masalah langsung pamit setelah bayar ongkos kerja  Rp.50.000 plus part spuyer Ninja Rp.20.000. lumayan murah kan?

Hasilnya? lumayan, meski belom bisa bilang wow…. tarikan enteng jambakan mesin meningkat demikian juga akselerasi…. didukung oleh beberapa hari sebelumnya saya memang sudah ganti karet dumper punya Scorpio dan kampas kopling original di Bali, jadi klop dah… gir dengan ratio 15:39 pas. Padahal sebelumnya terasa getar saat belum ganti kampas kopling. saya pakai gir belakang 39 karena gir bawaan velg belakang GS500 merek Enkei agak berat sedikit di awal tapi dapat top speed yang meningkat. Mengingat nanti jalanan di Sumatera akan banyak trek lurusnya.

Namun nikung (cornerring) pun ngga masalah setelah coba jalanan antara piket nol sampai Dampit yang penuh tikungan selama sejam. Akhirnya si Pugachev mendarat dengan selamat di Kedok, Turen sore menjelang maghrib.

 

Misi lepaskan galau, bermotor sampai ujung barat Indonesia, Kilometer Nol Sabang! 16/08/2014

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 06:51
Tags:

Salah satu hobi saya adalah turing naik motor, selain Photography (yang sudah lama tidak saya lakukan). Selama ini saya biasa turing naik motor Bali-Jawa-Bali, hampir seluruh kota di Jawa sudah saya lewati selama sepuluh tahun terakhir. Turing naik motor terjauh yang saya lakukan adalah Denpasar-Duri-Denpasar, ya naik motor lintas Jawa Bali Sumatera, waktu itu perjalanan ini saya tempuh selama hampir dua mingguan.

Bagaimana rasanya? yang jelas pantat terasa kebal dan ada kepuasan bathin, meskipun sempat terlibat kecelakaan sekali di daerah Lubuklinggau. Tapi secara keseluruhan sangat memuaskan, bahkan ketagihan! kecelakaan yang terjadi adalah karena ke-tidakhati-hatian saya saja dan kurang waspada.

Bagaimana tidak? jalanan di Sumatera ternyata sangat menggoda iman dan kesabaran para rider, jalanannya mulus, lurus (biarpun banyak juga kelokannya) dan lebar. Musuh utamanya adalah monyet nyeberang, mobil dobel kabin dan truk perkebunan, bis lintas provinsi juga ada tapi tidak sebanyak di Jawa.

Saya sendiri heran campur kagum, meskipun banyak kepala daerah dan anggota DPRD yang tertangkap karena korupsi, ternyata mereka juga perduli dengan pembangunan jalan raya. Saya juga tidak tahu mungkin saja ini adalah dari uang para pengusaha HPH, karena banyak sekali perkebunan kelapa sawit dan karet di sepanjang jalan.

Kalau ditanya saya dapat apa dengan melakukan perjalanan itu?, well, secara material saya ngga dapat apa-apa, bahkan sebaliknya saya rugi material :(, rugi uang, rugi waktu, rugi macam-macamlah, apalagi perjalanan saya selalu tidak melibatkan sponsor, tapi kembali lagi pada tujuan awal, hobi sih…. tapi secara bathiniah saya puas dan banyak mendapatkan inspirasi selama melakukan perjalanan. Nggak bisa semuanya dinilai dengan materi.

Denpasar-Sabang-Denpasar

Denpasar-Sabang-Denpasar

Beberapa waktu lalu saya terlintas ide bagaimana kalau kali ini melakukan perjalanan yang sedikit lebih jauh, ke kilometer Nol di Sabang, Pulau Weh sana. Alamak!, jauh…. tapi ide ini selalu menghantui(bc. menggoda) pikiran saya.

Saya dengar juga sih selentingan bahwa Kilometer Nol adalah “mekkah“nya para rider!. agak berlebihan sebenarnya, tapi sebelum benar-benar menuju tanah suci Mekkah al-Mukarromah sana, ada baiknya juga kalau saya mencoba tantangan kecil menuju “mekkah“nya para rider.

Beberapa kali saya tengok motor kesayangan buatan tahun 2001 yang saya beli gress dari gaji pertama (ditambah tabungan bertahun-tahun ) saat pertama kali bekerja pakai dasi dulu, ciehhh.

Camouflage

Camouflage

Baiklah loreng, mari kita menata hati, siapkan bathin dan yang paling penting siapkan duit! buat merencanakan perjalanan jauh dalam waktu dekat ini.

 

Apa arti tulisan dan tanda pada ban? 12/08/2014

Filed under: MOTOR BIKE,Public Transportation — montormiber @ 21:02

ban1

1 Nama atau merek ban – Misalnya Continental, Dunlop, Goodyear, Michelin, Pirelli, dll

2 Model Ban. Mis Sport, Pilot, Elang dll

3 Ukuran ban – Lebar tapak ban dinyatakan dalam milimeter, yang dalam ilustrasi ini adalah 205; aspek rasio – ketinggian dinding samping ban sebagai persentase dari lebar, dalam hal ini adalah 55% dari 205mm; dan diameter ukuran roda ban dirancang agar sesuai, dinyatakan dalam inci. Dalam ilustrasi ini, 16 “. Huruf diantara angka-angka adalah jenis konstruksi yaitu ‘R’ Radial. Jadi ban ini adalah 205/55 R 16.

4. Penjelasan peruntukan – dalam contoh ini angka 91 menunjukkan kapasitas berat maksimum ban sesuai dengan tabel indeks beban resmi, yang diterjemahkan menjadi 615 Kg (lihat tabel di bawah). Huruf V menunjukkan rating kecepatan ban, dalam hal ini ban cocok untuk mobil yang mampu mencapai kecepatan kendaraan maksimum 149,1 mph (lihat tabel di bawah).

5. ECE (Economic Commission for Europe) Menyatakan bahwa sudah ssesuai dengan peraturan nomor 30 untuk Eropah – yang berarti bahwa ban tersebut memenuhi standar dari Badan Pengawas Eropa.

6 EEC Nomor Persetujuan Kebisingan, yang berarti bahwa kebisingan yang dihasilkan oleh ban berada dalam batas peraturan Eropah.

7 Kode pabrikan Departemen Transportasi Amerika (DOT).

8 Tanggal pembuatan. Hal ini penting karena umur ban dapat mempengaruhi kinerjanya. 2 angka pertama mengacu pada minggu dan angka 3 dan 4 mengacu pada tahun.

9. Penilaian UTQG (Uniform Tire Kualitas Grade) untuk Amerika.

10. Kemampuan maksimal daya muatan.

11. Kemampuan maksimal daya tekanan.

12. Menunjukkan jenis konstruksi tubeless.

13. Peringatan Keselamatan mengacu pada bahaya saat kurang tekanan angin / kelebihan tekanan angin dan pemasangan ban bersama-sama dengan risiko atas tekanan ban. Hal ini sangat penting karena penelitian menunjukkan bahwa hingga ¾ dari mobil di jalan Eropah salah dalam penerapan tekanan ban.

14. Arah rotasi yang berhubungan dengan perputaran ban. Ban ini dirancang untuk berputar dalam satu arah saja yang ditunjukkan di dinding samping oleh tanda panah.

15. Tanda Luar/dalam dinding samping mengacu pada pemasangan ban asimetris. Artinya ban ini memiliki pola tapak yang berbeda pada sisi dalam dan luar, menjelaskan peningkatan kinerja, dan harus dilakukan pemasangan dengan benar.

16. Beban ekstra, jenis mana yang berlaku.

17. TWI (tread wear indicators) menunjukkan lokasi indikator keausan tapak, yang memperlihatkan dasar tapak sebagai peringatan visual pada saat ban mendekati atau pada kedalaman tapak minimum.

Semoga berguna

 

Bagaimana membuat SIM International? 14/07/2014

Proses  pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) internasional buat Warga Negara Indonesia (WNI) ternyata sangat mudah. Seluruh tahapan hanya berlangsung 15 menit, dengan syarat semua berkas dan keperluan sudah disiapkan.

Syarat
Pemohon hanya perlu membawa paspor, SIM Indonesia yang masih berlaku, Kartu Tanda Penduduk (KTP), tiga lembar foto ukuran 4X6 dengan latar belakang berwarna biru, dan materai Rp 6.000. Selain itu siapkan juga foto copypaspor, SIM, dan KTP.

Semua berkas yang disebutkan sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, pasal 85 ayat (50) Pemegang Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat memeroleh Surat Izin Mengemudi Internasional yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Jika semua berkas sudah siap, pemohon –tidak bisa diwakilkan- mendatangi satu-satunya lokasi pembuatan, yakni di Korps Lalu Lintas Polri Bid Redigent Subbid Pengemudi bagian pelayanan SIM Internasional. Lokasi itu beralamat di Jl Letjen MT Haryono Kav 37-38, Jakarta.

Sebelumnya, SIM Internasional diterbitkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI). Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2010, penerbit diambil alih oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak tanggal 3 Desember 2010.

Proses
Setelah sampai di lokasi, pemohon mengambil tiket antrean kemudian menunggu giliran. Setelah dipanggil, menuju loket lalu menyerahkan semua berkas. Jika petugas menyatakan valid, pemohon diizinkan mengisi formulir “Permohonan SIM Internasional” yang isinya wajib ditulis identitas pribadi dan permintaan golongan SIM Internasional.

Terdapat lima golongan SIM Internasional, lebih lengkap bisa dilihat di bawah artikel. Setelah semua keterangan diisi, pemohon harus membubuhkan tanda tangan di atas materai.

Proses selanjutnya administrasi pembayaran. Untuk pembuatan baru dikenakan biaya Rp 250.000, jika perpanjangan Rp 225.000. Setelah itu pemohon menyerahkan bukti pembayaran ke operator di loket untuk pendataan dan produksi. Sebelum dicetak, pastikan semua data yang tertera di SIM Internasional sama dengan indentitas resmi.

Setelah rampung, petugas akan melakukan legalisasi berupa stempel dan emboss. Seluruh proses pembuatan SIM Internasional selesai.

Masa berlaku
Dasar penerbitan SIM Internasional adalah kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalamVienna Convention on Road Traffic tahun 1968, hasil penyempurnaan dari Geneva Convention on Road Traffic tahun 1949 dan sebelumnya Paris Convention on Motor Traffic tahun 1926.

SIM Internasional dari Indonesia berlaku selama tiga tahun. Bisa digunakan untuk mengemudikan kendaraan bermotor di negara yang juga menerbitkan SIM Internasional.

Golongan SIM Internasional
A
. Sepeda motor dengan atau tanpa gandengan, kendaraan khusus untuk orang cacat dan kendaraan bermotor roda tiga dengan berat kosong tidak lebih dari 400 kg (900 lbs).

B. Kendaraan bermotor selain kategori A, dengan massa maksimum yang diperbolehkan 3.500 kg. Memiliki tidak lebih dari delapan kursi penumpang selain kursi pengemudi.

C. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut barang dengan massa maksimum yang diizinkan lebih dari 3.500 kg (7.700 lbs). Kendaraan jenis ini boleh menarik trailer ringan.

D. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut penumpang dengan memiliki tidak lebih dari delapan kursi selain kursi pengemudi.

E. Kombinasi dari kendaraan yang kendaraan utamanya ada di dalam kategori-kategori yang pengemudi diberikan izin mengemudi (B dan / atau C dan / atau D), tetapi tidak termasuk dalam kategori yang telah ditentukan.

Negara yang mengeluarkan SIM Internasional

Nama Negara

Nama Negara

Nama Negara

Afganistan

Yunani

Oman

Albania

Grenada

Pakistan

Algeria

Guatemala

Panama

Andorra

Guernsey

Papua New Guinea

Angola

Guinea

Paraguay

Antigua

Guinea-Bissau

Peru

Argentina

Guyana

Filipina

Armenia

Haiti

Polandia

Australia

Honduras

Polynesia

Austria

Hong Kong

Portugal

Azerbaijan

Hungary

Madeira & Azores

Bahamas

Iceland

Principe

Bahrain

India

Qatar

Bangladesh

Indonesia

Romania

Barbados

Iran

Rwanda

Belarus

Ireland

Russia

Belgium

Israel

San Marion

Belize

Italy

Sao Tome

Benin

Ivory Coast

Saudi Arabia

Bhutan

Jamaica

Senegal

Bolivia

Japan

Seychelles

Brazil

Jersey

Sierra Leone

Botswana

Jordan

Singapore

Brunei

Kampuchea

Slovakia

Bulgaria

Kazakhstan

Slovenia

Burkina Faso

Kenya

Spain

C.I.S.

Korea (Rep.)

South Africa

Cameroon

Kuwait

Sri Lanka

Canada

Kyrgyzstan

St.Christopher, Nevis & Anguilla

Cape Verde Island

Laos

Surinam

Cayman Islands

Latvia

Swaziland

Central African Republic

Lebanon

Sweden

Chad

Leone

Switzerland

Chile

Lesotho

Sudan

China

Liberia

Syria

Colombia

Libya

Taiwan

Comoros

Liechtenstein

Tajikistan

Congo

Lithuania

Tanzania

Costa Rica

Luxembourg

Thailand

Croatia

Macao

Togo

Cuba

Madagascar

Trinidad & Tobago

Curacao

Malawi

Tunisia

Cyprus

Malaysia

Turkey

Czech Rep.

Mali

Turkmenistan

Denmark

Malta

Uruguay

Djibouti

Mauritania

Uganda

Dominican Rep.

Mauritius

Ukraine

Ecuador

Mexico

United Arab Emirates

Egypt

Monaco

United Kingdom

El Salvador

Moldova

United States of America

Equatorial Guinea

Morocco

Uzbekistan

Estonia

Montserrat

Vatican City

Fiji

Mozambique

Venezuela

Finland

Myanmar

Verde Islands

France

Namibia

Vietnam

(include French overseas)

Nepal

Western Samoa

French Polynesia

Netherlands

Windward Islands

Gabon

New Caledonia

Yemen (Rep.)

Gambia

New Guinea

Yugoslavia

Germany

New Zealand

Zaire

Georgia

Nicaragua

Zambia

Ghana

Niger

Zimbabwe

Gibraltar

Norway

 

 Sumber : Kompas Otomotif, wikipedia

 

Visit Suzuka circuit and Moriwaki racing team 24/04/2014

Ngga nyangka bener akhirnya saya bisa mampir ke Suzuka circuit dalam kunjungan ke Jepang kali ini.
Awalnya sih cuma mau nemuin Ms Midori (Dir of Moriwaki Engineering) yang sempat ketemu di Bali Oktober 2013 lalu. Iseng saya tanya kegiatan Ms Midori awal Januari ini, eh dia jawab sampai tgl 5 Jan akan sibuk karena baru buka kantor tapi setelah tanggal itu boleh kalau mau main-main. Wah kebetulan sepulang dari Fukuoka saya mampir Osaka beberapa hari, lalu on the way Tokyo saya pilih naik bus saja kalau gitu.
Akhirnya jadilah saya naik bus jurusan Umeda-Yokkaichi kemudian disambung naik kereta menuju Suzuka.
Bus on rest area

Nyampai di Suzuka agak kepagian.
Suzuka
Karena rencana saya akan tinggal di hotel yang sudah di bantu reservasi oleh team Moriwaki.
Saya tiba di Suzuka Jam 11 sedang waktu check in jam 3sore, wah masih ada banyak waktu nih buat ngisi waktu sampai check in time. Setelah check in dan nitip koper di front desk akhirnya saya coba jalan sambil nyari pengisi perut karena dari pagi cuma makan roti. Ada hal surprise saat saya lagi proses check in, Ms Moriwaki pas nelpun untuk konfirmasi dan janjian besok saya dijemput di lobby jam 9 pagi. Agak susah-susah gampang makanan yang cocok buat ngisi perut indonesia di Jepang ini, setelah jalan beberapa meter kelihatan dikejauhan ada Yoshinoya, bolehlah akhirnya pesan Gyudon nami(semacam nasi dengan topping daging sapi yang diiris tipis, nami adalah sebutan untuk ukuran sedang, bukan yang jumbo)

Lumayanlah ini makanan yang sering saya order disaat lapar di Jepang, harga cukup ekonomis JPY300 (sekitar IDR40ribu).Cuaca saat itu lagi dingin sekitar 5°C walhasil njepeper nih badan kena angin dingin yang lumayan kuat, setelah makan dan iseng ke pelabuhan dan tidak menemukan hal yang menarik, karena ngga tahan dengan suhu dingin saya langsung balik ke hotel karena jam juga sudah menunjukkan jam 3, mau istirahat supaya besoknya segar.

Paginya bangun, mandi dan turun ke lounge buat ambil sarapan dan packing siap untuk jemputan jam 9 pagi.
Tepat jam 9.10 Ms Midori datang nyetir sendiri dengan New CRV putih, sete;ah basa basi sebentar langsung kita menuju kantor Moriwaki karena akan dekenalkan sama marketing Mr Sasaki, dan yang bikin saya agak surprise Ms Midori juga akan mengenalkan saya dengan Yuki Takahashi (Japan Moto2 atlet).Rupanya Yuki Takahashi ini sama-sama latihan dengan Doni Tata Pradipta waktu di Gresini Italia.



Wah hari ini benar-benar lucky buat saya.

Rencana kami kan menuju Ise Shrine, tapi berhubung sedang ada kegiatan keagamaan di sana dan diperkirakan akan macet dan berjubel, tujuan dialihkan ke Tsubaki Shrine dekat Suzuka, sekalian Moriwaki Team akan meminta doa restu sama sesepuh disitu kalau ngga salah namanya Yamamoto, sehubungan dengan rencana Moriwaki untuk menampilkan kemampuan di kegiatan otomotif Jepang mulai tahun ini.

Selesai kegiatan seremonial di Shrine, kami segera menuju Suzuka Circuit…
Circuit ini sebenarnya milik Honda tapi terbuka untuk kegiatan otomotif Jepang.
Saya berpikir sebenarnya Indonesia juga harus mempunyai Circuit semacam ini lebih banyak, jangan hanya Sentul Circuit saja. Yah semuanya tergantung kemampuan ekonomi negara ya.

Yuki Takahashi baru bergabung dengan Moriwaki sejak 2013, dan sudah mulai aktif berlatih di bawah bendera Moriwaki.
Bersama Yuki takahashi
Ms Midori paling kiri

 

GPS buat motor, apa perlu? 13/03/2014

Filed under: Information Technology (IT),MOTOR BIKE — montormiber @ 16:39
Tags: , , ,

Pengenalan Umum

Saat ini GPS sudah bukanlah hal yang menjadi barang mewah lagi. Banyak handphone yang sudah dilengkapi dengan GPS Receiver dan built-in GPS Receiver sudah banyak dijual dipasaran dengan harga terjangkau.GPS atau Global Positioning System adalah suatu konstelasi yang terdiri dari 24 satelit (plus 5 satelit cadangan). Ke-24 satelit itu mengorbit bumi pada jarak 20.200 km sebanyak 2 kali sehari, sambil memancarkan sinyal berita gelombang radio.

Sistem ini pertama kali dibuat oleh militer Amerika Serikat yang ditujukan untuk kepentingan navigasi militer namun sekarang sudah dapat digunakan untuk umum. Departemen Pertahanan AS yang mengoperasikan sistem GPS telah mengatur konfigurasi satelit sedemikian rupa, sehingga semua tempat di bumi dapat menerima sinyal dari 4 sampai 10 satelit. Sebagai penunjuk waktu, masing-masing satelit dibekali dengan 4 buah jam atom yang dapat mengukur waktu dengan ketelitian sepersemilyar detik. Teknologi GPS sanggup menentukan lokasi manapun di muka bumi dengan kesalahan kurang dari 1 meter. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

Kegunaan

Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.

Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.

Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.

Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.

Saat Ini Banyak Merk GPS yang Beredar Di Indonesia antara lain Garmin, Trimble,, Astech dan lain-lain.

Saya sendiri pertama kali mengaplikasikan GPS dikendaraan saya pada tahun 2007, saya beli merek Garmin type Nuvi 710i seharga kalau ngga salah Rp. 2jt 750rb. sengaja saya beli GPS yang bisa dicopot dan dipindah ke kendaraan lain sebab saya saat itu punya 2 unit kendaraan. Jadi saya hanya memindahkan ke kendaraan yang membutuhkan bantuan navigasi saat itu dan ngga usah beli 2 biji sebab saat itu harganya juga ngga terlalu murah. Sekarang sih kita bisa mendapatkan GPS seharga 1jutaan yang merek China, atau bahkan bisa dibawah itu kalau mau yang second. Dan untuk menarik konsumen penjualan mobilpun sudah di lengkapi bonus GPS, seperti pejualan Rush, Terios maupun merek Eropa lainnya.

Nah sehubungan dengan saya juga penghobi kendaraan roda dua untuk keperluan turing, saya juga aplikasikan GPS di motor saya, tentu saja dengan tambahan braket yang saya beli terpisah. Alat bantu navigasi ini sangatlah membantu saya dalam melakukan perjalanan. Fungsi utama tentu saja penunjuk arah, kemudian alat ini juga bisa membantu mencarikan jalan alternatif apa bila kita terjebak dalam kemacetan. Disamping itu kalau kita jalan malam hari ngga usah repot nanya sana-sini, lah mau nanya siapa kalau pas jam 2 pagi kita terssesat? masa mau gedor pintu orang?.
Kita juga bisa memperkirakan saat tiba ditempat tujuan jam berapa. Untuk dslam kota asal, memang hampir tidak diperlukan GPS, bahkan karena penempatan GPS di motor kelihatan mencolok, malah rawan di embat maling. Tapi untuk keperluan perjalanan luar kota sangatlah membantu.

 

Motor cium aspal saat turing Bandung-Dumai-Bandung 12/03/2014

Filed under: MOTOR BIKE — montormiber @ 09:00
Tags: , , ,

Kejadiannya saat dalam perjalanan etape (2) Lampung-Lubuklinggau.
Siapapun yang pernah riding di Sumatera tahu bahwa jalan disana tuh banyak godaannya yaitu kita akan terpesona dengan kondisi jalan yang lurus, lebar dan mulus. Godaan buat kita untuk explore kekuatan motor.
Inilah yang membuat saya sedikit lengah, setelah start dari Lampung pagi hari kita langsung geber motor sesuka hati. Kejadiannya di sekitar daerah Tanjung Agung, Sumsel kami bertiga sedang asyik-asyiknya nikung dan geber motor, tibalah di jalan yang kelok dan naik turun, saya diposisi paling belakang membututi rider yang lain, sampailah pada posisi jalan yang blank spot seperti gundukan besar didepan, mungkin karena pengaruh capek yang akibatkan kurangnya konsentrasi.

Melihat rider yang lain sudah hilang dibalik gundukan jalan, saya pelintir saja throttle sesuka hati, eh begitu melewati blankspot tiba-tiba “mak bedunduk” mereka pada injak rem karena didepan ada lagi gundukan extrem….. yah, mereka pakai Battlax BT92 ya langsung pakem saja tuh motor sukses kurangi kecepatan, sedangkan saya yang dalam posisi gaspol kaget lihat motor didepan pada kurangi kecepatan, walhasil sepersekian detik saya injak rem sudah ngga bantu, apalagi saya pas pakai BT45, kedengeran sih ban mencuit tapi tidak ngaruh, akhirnya sukses juga nyenggol motor bebek lokal didepan, saya ndelosor kekiri sedangkan motor lokal kena footstep kirinya ndelosor juga.


Saya babras sikut kiri dan pangkal pinggang robek. Sedangkan motor lokal bagian depan remuk.
Usut punya usut saya harus kasih penganti parts 400k, yah gak apa yang penting orangnya aman.
Untungnya motor saya hanya headlamp yang hancur, berikut braket GPS juga. Motor coba dihidupkan dan masih mau diajak keliling Sumatera, T250 memang bandel.